Senin, 22 April 2019

Sejarah Okupasi Terapi di Indonesia


Hallo teman-teman perkenalkan saya Aulia Shella Inggita dari mahasiswa jurusan Okupasi Terapi Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surakarta semester 2, disini saya akan menjelaskan tentang sejarah Okupasi Terapi di Indonesia jurusan Okupasi Terapi. Mungkin untuk kalian semua masih asing mendengar jurusan Okupasi Terapi ini karena jurusan ini sangat langka. Sebelum kita mengetahui sejarah Okepasi Terapi di Indonesia kita perlu mengetahui apa sih Okupasi Terapi itu ? Okupasi Terapi berasal dari
To occupy (v) = mengerjakan sesuatu/tidak diam saja.
Occupation (n)== alam keadaan mengerjakan sesuatu.
Therapy (n) = memberikan terapi pada penyakit atau gangguan .
 jadi Okupasi Terapi adalahterapi yang bertujuan untuk  Mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mengerjakan aktivitas sehar-hari.
Okupasi Terapi di Indonesia
u  Sebelum era 80 à ot masih sebagai tenaga asisten; hanya dari kursus
u  Era 80an à 2 tenaga okupasi terapis (sarjana ot lulusan luar negeri)
u  Hari Siahaan (pelayanan jiwa)
u  Djoko Susatyo (pelayanan fisik)
u  Era 90an
u  Tri Budi Santoso
u  Bambang Kuncoro
u  Khomarun
u  Dedi Suhandi
u  Tris Tanuharjo
u  Tahun 1994 dibentuk Ikatan Okupasi Terapis Indonesia (IOTI) dengan founders:
u  Hari Siahaan (Ketua IOTI pertama)
u  Djoko Susatyo
u  Tri Budi Santoso
u  Bambang Kuncoro
u  Khomarun
u  Dedi Suhandi
u  Tris Tanuharjo
u  Endah
u  Martina Tobing
u  Tahun 1994 Akademi Okupasi Terapi Surakarta (AOTS) dibuka di Solo
u  Tahun 1997 AOTS meluluskan 40 orang angkatan I
u  Tahun 1998 dibuka D3 Okupasi Terapi di Fakultas Kedokteran (Sekarang menjadi Program Vokasi) Universitas Indonesia
u  2012 dibuka program sarjana terapi alih jenjang di Jurusan Okupasi Terapi.
Kesimpulan
  1. Okupasi (occupations) dapat berhubungan dengan mental dan atau fisik
  2. Tujuan OT adalah meningkatkan atau membantu orang sembuh dari sakit atau disorder
  3. Termasuk dalam konsep OT adalah mind and attention
  4. activities that people do as individuals, in families and with communities
  5.  OT menggunakan occupation yang terpilih
  6.  OT memiliki rasional keilmuan (scientific rationale)
  7. . Occupations dapat digunakan untuk mempertahankan dan mempromosikan kesehatan, tidak hanya memperbaiki patologi
  8.  OT memperhatikan keterampilan mengerjakan occupation
  9.  Occupations dapat dianalisa dan dipilih sesuai kriteria tertentu
  10. Okupasi terapi tidak berarti membuat pasien/klien jadi sibuk
  11.  Okupasi terapi bukan sebagai vocasional training (latihan kerja)
  12.  Okupasi tidak sebagai makelar/penyalur kerja
  13.  Program OT harus direncanakan tidak program spontan
  14.  OT memberikan fasilitasi/mendorong/memotivasi klien mengerjakan occupation, bukan menentukan/mengontrol klien dalam memilih aktifitas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar